Planet Pluto merupakan Benda Langit ataupun Biasa juga disebut Sebuah Planet Katai.
Planet Katai sendiri merupakan Planet Kurcaci atau Kerdil atau yang dalam bahasa inggris (dwarf) adalah Sebutan untuk benda – benda langit yang memutari matahari dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Planet Katai sendiri merupakan Planet Kurcaci atau Kerdil atau yang dalam bahasa inggris (dwarf) adalah Sebutan untuk benda – benda langit yang memutari matahari dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- mengorbit dengan mengelilingi matahari
- mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan benda tegar (rigid body) sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat)
- belum “membersihkan lingkungan” (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
- bukan merupakan satelit sebuah planet atau benda angkasa nonbintang lainnya
Pada tahun 1840-an, Urbain Le Verrier menggunakan mekanika Newton untuk memperkirakan posisi planet Neptunusyang saat itubelum ditemukan setelah menganalisis perturbasi diorbit Uranus. Pengamatan Neptunus pada akhir abad ke-19 membuat para astronom berspekulasi bahwa orbit Uranus dipengaruhi oleh planet lain selain Neptunus.
Pada Tahun 1906,Percival Lowell : seorang warga Boston yang mendirikan Observatorium LowelldiFlagstaff, Arizona, pada 1894, merintis proyek jangka panjang untuk mencari planet kesembilan yang ia juluki “Planet X”. Pada 1909, Lowell danWilliam H. Pickeringmemberi beberapa perkiraan koordinat langit untuk planet tersebut. Lowell dan observatoriumnya melakukan pencarian ini tanpa hasil sampai ia meninggal dunia tahun 1916. Tanpa sepengetahuan Lowell, surveinya menangkap dua foto Pluto yang kabur pada tanggal 19 Maret dan 7 April 1915, tetapi statusnya belum diketahui saat itu. Terdapat empat belas pengamatanpratemuanlainnya waktu itu; temuan tertua dilakukan oleh Observatorium Yerkes tanggal 20 Agustus 1909. Karena terlibat sengketa hukum selama sepuluh tahun dengan Constance Lowell, istri Percival, yang berusaha merebut bagian warisan observatorium Lowell senilai jutaan dolar, pencarian Planet X dihentikan sampai tahun 1929. Direktur observatorium,Vesto Melvin Slipher, langsung menyerahkan tugas pencarian Planet X keClyde Tombaugh, seorang wargaKansasberusia 23 tahun yang didatangkan ke Observatorium Lowell karena Slipher terpesona oleh sampel gambar astronominya. Tugas Tombaugh adalah memetakan langit malam secara sistematis melalui beberapa pasangan foto, lalu mempelajari setiap pasangan foto dan menentukan objek-objek yang berpindah posisi. Menggunakanpembanding kedip, ia dengan cepat memindah-mindahkan setiap lempeng foto untuk menciptakan ilusi gerak objek yang berpindah posisiatau berubah bentuk. Pada tanggal 18 Februari 1930, setelah satu tahun mencari, Tombaugh menduga ada objek yang bergerak di lempeng foto yang diambil tanggal 23 dan 29 Januari 1930. Foto berkualitas lebih rendah yang diambil tanggal 21 Januari membuktikan pergerakan tersebut. Setelah pihak observatorium mengambil foto-foto lain untuk memperkuat bukti tersebut, kabar penemuan ini disampaikan keHarvard College Observatory tanggal 13 Maret 1930.
Pluto merupakan Planet Katai terbesar, dan bermassa terbesar kedua diTata Surya dan benda terbesar kesembilan dan bermassa terbesar kesepuluh yang mengorbit Matahari secara langsung, Karena itu Pluto sering juga disebut sebagai sebuah Planet. Pluto merupakan objek trans-Neptunus dengan volume terbesar dan massa yang sedikit lebih kecil daripada Eris, planet katai dipiringan tersebar. Layaknya objek lain di sabuk Kuiper, Pluto terdiri dari batu dan es dan relatif kecil—kurang lebih seperenam massa Bulan dan sepertiga volume Bulan. Pluto memiliki orbit eksentris dan miring dengan jarak 30 sampai 49 satuan astronomi (4,4–7,3 miliar km) dari Matahari. Ini berarti ada saatnya Pluto lebih dekat dengan Matahari daripada Neptunus; resonansi orbit yang stabil dengan Neptunus membuat kedua planet ini tidak bertabrakan. Pada tahun 2014, Pluto berjarak 32,6SAdari Matahari. Cahaya Matahari butuh waktu5,5 jam untuk mencapai Pluto pada jarak rata-ratanya (39,4 SA).
Pluto ditemukan tahun 1930 dan awalnya dinyatakan sebagai planet kesembilan dari Matahari. Setelah 1992, status planetnya dipertanyakan setelah para astronom menemukan sabuk Kuiper, lingkaran objek di luar Neptunus yang mencakup Pluto dan benda-benda lainnya. Tahun 2005, Eris, yang massanya 27% lebih besar daripada Pluto, ditemukan. Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengeluarkan definisi resmi”planet”untuk pertama kalinya pada tahun 2006. Pluto tidak sesuai dengan definisi ini dan dipindahkan ke golongan “planet katai” yang baru saja dibuat, lebih tepatnyaplutoid. Sejumlah astronom meyakini bahwa Pluto masih dianggap sebagai planet.
Pluto sejauh ini diketahui memiliki lima satelit: Charon (terbesar; diameternya separuh diameter Pluto),Styx,Nix,Kerberos, dan Hydra. Pluto dan Charon kadang dianggap sistem biner karena barisenterorbit mereka terletak di antara kedua objek ini. IAU belum meresmikan definisi planet katai biner, dan Charon dinyatakan secara resmi sebagaisatelitPluto. Pada tanggal 14 Juli 2015,New Horizons menjadi wahana pertama yang terbang melewati Pluto. NASA berencana melakukan pengukuran rinci dan mengambil foto-foto Pluto beserta satelit-satelitnya menggunakan wahana New Horizons.
Penemuan ini diliput secara luas di seluruh dunia. Observatorium Lowell, pemegang hak pemberian nama objek baru ini, menerima lebih dari 1.000 sumbangan nama dari seluruh dunia, mulai dari Atlas sampai Zymal. Tombaugh meminta Sliphermenyumbang nama untuk objek ini sebelum didahului orang lain. Constance Lowell mengusulkanZeus,Percival, danConstance. Usulan tersebut diabaikan. Nama Pluto, diambil daridewa dunia bawah, diusulkan olehVenetia Burney(1918–2009), pelajar berusia 11 tahun asal Oxford, Inggris, yang tertarik dengan mitologi klasik. Ia mengusulkan nama ini saat sedang bercakap-cakap dengan kakeknya,Falconer Madan, mantan pustakawan diBodleian Library,Universitas Oxford. Madan meneruskan usulan nama tersebut ke dosen astronomi Herbert Hall Turner. Turner menyampaikannya ke rekan-rekannya di Amerika Serikat.
Redupnya Pluto dan tidak adanya piringan pasti membuat gagasan Planet XLowell diragukan. Perkiraan massa Pluto diperkecil terus menerus sepanjang abad ke-20.
Astronom awalnya menghitung massa Pluto berdasarkan dugaan pengaruhnya terhadap Neptunus dan Uranus. Pada tahun 1931, Pluto diperkirakan memiliki massa yang kurang lebih sama dengan Bumi. Perkiraan tahun 1948 menyamakan massa Pluto dengan massa Mars. Tahun 1976, Dale Cruikshank, Carl Pilcher, dan David Morrison dari Universitas Hawaii menghitung albedo Pluto untuk pertama kalinya dan membuktikan bahwa albedo Pluto sesuai dengan ciri-ciri esmetana; ini berarti Pluto sangat cerah untuk planet seukurannya sehingga ukurannya pasti kurang dari 1 persen massa Bumi. (albedo Pluto1.3–2.0kali lebih besar daripada albedo Bumi.) Pada tahun 1978, penemuan satelit Pluto,Charon, memungkinkan pengukuran massa Pluto untuk pertama kalinya: kurang lebih 0,2% massa Bumi, dan terlalu kecil bila ikut mempertimbangkan ketidaksesuaian di orbit Uranus. Beberapa pencarian Planet X alternatif selanjutnya, terutama oleh Robert Sutton Harrington, gagal. Tahun 1992,Myles Standish menggunakan data penerbangan Voyager 2saat melewati Neptunus tahun 1989 yang merevisi perkiraan massa Neptunus menjadi 0,5%, sebanding dengan massa Mars, untuk menghitung ulang pengaruh gravitasi Pluto terhadap Uranus. Dengan perhitungan baru, ketidaksesuaian orbit dan pencarian Planet X tidak berlaku lagi. Kini, hampir semua ilmuwan sepakat bahwa Planet X sesuai definisi Lowell tidak pernah ada. Lowell membuat prediksi orbit dan posisi Planet X pada tahun 1915 yang persis denganorbit dan posisi Pluto pada saat itu. Setelah Pluto ditemukan,Ernest W. Brown segera menyimpulkan bahwa prediksi ini hanya kebetulan saja; pendapat ini masih dipercayai sampai sekarang.
Sejak 1992 sampai seterusnya, banyak benda angkasa yang ditemukan mengorbit di wilayah yang sama seperti Pluto, artinya Pluto merupakan bagian dari populasi objek bernama sabuk Kuiper. Hal ini membuat status planetnya dipertanyakan. Banyak pihak mempersoalkan tergolong atau tidaknya Pluto dengan populasi sekitarnya. Direktur museum dan planetarium menciptakan kontroversi dengan menurunkan Pluto dari model planet-planet Tata Surya. Hayden Planetarium dibuka kembali—bulan Februari 2000 setelah direnovasi—dengan model delapan planet dan baru diliput secara luas hampir satu tahun kemudian. Seiring ditemukannya objek-objek yang ukurannya sama dengan Pluto di wilayah tersebut, para ilmuwan berpendapat bahwa Pluto perlu dikelompokkan sebagai salah satu objek sabuk Kuiper; Ceres, Pallas,Juno, dan Vesta juga kehilangan status planetnya setelah banyak asteroid ditemukan di sekitarnya. Tanggal 29 Juli 2005, para astronom mengumumkan penemuanobjek trans-Neptunusbaru,Eris, yang diperkirakan lebih besar daripada Pluto. Ini merupakan objek terbesar yang ditemukan di Tata Surya sejakTritontahun 1846. Para penemu dan pers awalnya menyebut Erisplanet kesepuluh, tetapi tidak ada konsensus resmi perihal status planetnya. Pihak lain di komunitas astronom menganggap penemuan ini alasan terkuatuntuk mengganti status Pluto menjadi planet minor.
Dari sedikit Penjelasan diatas yang saya kutip dari berbagai sumber, Saya sendiri berpendapat bahwa Pluto memang bukan merupakan Sebuah Planet melainkan Salah satu sebuah objek kuiper, sama halnya seperti objek” lainnya yang berada disekitarnya, seperti ; Ceres, Pallas, Juno, Vesta, dll.
Referensi :